Sabtu, 14 Desember 2013

Katamu, untukku.

Seseorang pernah berkata padaku,
Di matanya, aku bagaikan matahari.

"Matahari itu....
Punya dua sisi yg berbeda,
tapi selalu berdampingan.
Kelembutannya dipagi hari menyapa semua orang yg akan memulai aktivitasnya.
Keindahannya disore hari mengantarkan orang yang lelah setelah seharian bekerja untuk pulang ke rumah.
Tapi indah dan lembut bukan berarti dia lemah dan tidak mampu.
Kekuasaannya disiang hari menunjukan kalau ia punya kekuatan dan tidak bisa diremehkan.
Matahari itu....
Terlihat biasa saja,
mungkin karena ia terlalu sering muncul setiap hari.
Orang-orang pun cenderung acuh akan kehadirannya
Karena, mereka berpikir
Acuh atau tidak terhadap matahari,tidak akan berpengaruh..
Ia akan tetap muncul esok hari.
Tapi, bisakah kau bayangkan jika hal yg sudah terbiasa ada dalam hidupmu itu tiba2 diambil atau hilang?
Apakah yg akan kau perbuat untuk menggantikannya?" -FCS

Untukku ini pujian, dari bintang.
Namun dialah bintang, jauh dan tak tergapai.
Demi Tuhan yang kami sebut dengan nama yang berbeda, sinarnya begitu menyilaukan.
Sinarnya kini menyakitiku, membuka kotak perih yang telah lama tak kutemukan.
Namun bintang tetaplah bintang.
Betapapun sinarnya menyakiti, akan tetap ku katakan indah dirinya.

Ini cerita tentang kita, matahari dan bintang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar